Dated Released : 26 December 2007
Quality : DVDRip
Info : imdb.com/title/tt0974959
Lihat : Trailer
Starring : John White, Steve Talley, Meghan Heffern
Genre : Comedy | Drama | Dewasa
----------------------------------------
Uploader by dono
RESENSI
Setamat dari Sekolah Menengah Atas, Erick Stifler (John White) dan temannya Cooze (Jake Siegel), diantar ayah Erick ke pemondokkan sebuah perguruan tinggi. Erick masih tampak malu-malu, dan masih terkesan takut dengan wanita.
Ayahnya yang juga pemain wanita, terus menyemangatinya untuk mengencani wanita. Ia bahkan nekad merayu dua orang gadis, agar nantinya mau berkencan dengan Erick. Namun sayangnya, yang didapat hanya sebuah kata sorry, dan dua gadis meninggalkan rombongan Erick dalam malu.
Sesampai di kamar kos, Erick langsung disuguhkan pemandangan yang tidak senonoh. Teman kamarnya tampak sedang bercinta, tanpa merasa malu dengan kehadirannya. Mereka cuek, seolah Erick bukanlah seseorang yang pantas untuk dihormati.
Hari berikutnya, Erick langsung dikejutkan dengan rombongan cewek yang menyapa genit ke arahnya. Usut punya usut, ternyata saudaranya Dwight Stifler (Steve Talley), yang membawa rombongan cewek-cewek yang tampil manja dan menggoda.
Erick dan Cooze, kemudian harus belajar menyesuaikan diri dengan pondokan mahasiswa yang bernama Beta House. Di sini, Stiflerlah yang menjadi raja, dengan semua kelakuan gilanya.
Hingga pada suatu hari, mereka digoda oleh beberapa cewek, dan kemudian mereka tidak sadarkan diri oleh kejutan listrik di leher mereka. Setelah sadar, mereka merasa sedang mengalami ospek wajib penghuni pondokan baru.
Ada 40 peraturan, yang harus mereka kerjakan, agar diakui sebagai anggota Beta House. Peraturan itu dari mulai minta tangan di pantat oleh penari telanjang, sampai bercinta dengan ibu dosen.
Semua peraturan dijalankan Erick dan kawannya, hingga akhirnya mereka diakui sebagai bagian dari Beta House. Saat perayaan untuk Erick Cs itulah, seseorang dari wisma lain pimpinan Edgar Willis (Tyrone Savage), membuat malu Pondokan Beta House.
Permusuhan akhirnya terus meruncing, hingga akhirnya menjadi perang terbuka. Edgar menantang Stifler, pada sebuah kompetisi yang lumayan gila. Kompetisi itu seperti layaknya olimpiade, dengan pakaian wajib ala Yunani tempo dulu.
Sebenar Stifler merasa jerih juga, kalau berhadapan dengan kelompok Edgar. Namun ia tidak memperlihatkan perasaan itu, untuk sekedar menjaga gengsi.
Ia sempat curiga, saat musuh lamanya si cebol, memberikan sebuah masukan. Edgar menurutnya memiliki kelemahan, jika sedang berhadapan dengan binatang sejenis kambing.
Lomba pun dimulai, dengan rintangan yang dirancang oleh Mr. Levenstein (Eugene Levy). Saat pertandingan, Kedudukan pun sempat satu sama, hingga satu rintangan terakhir. Dua orang pemimpin Pondokan, Stifler dan Edgar, harus bisa menahan ejakulasinya, dengan rayuan beberapa wanita.
Film komedi besutan Sutradara Andrew Waller ini, penuh dengan adegan seronok dalam tiap bagian filmnya. Seting film yang mengambil tempat di sebuah pondokan campur baur antara lelaki dan perempuan, telah membuat derajat wanita menjadi terhina.
Para kaum Hawa menjadi semacam boneka penghibur, yang bisa diperlakukan menjadi apa saja. Mereka menjadi barang taruhan, dan pelampiasan nafsu para mahasiswa.
Tak ada yang merasa dilecehkan, karena semua berdasarkan suka sama suka. Satu perilaku yang tentunya bertolak belakang dengan budaya Timur, yang masih kentara penghormatannya pada wanita.
Begi wanita yang mengaku pembela emansipasi, tindakan inilah yang harus mereka perjuangkan untuk dihapuskan. Betapa rendahnya derajat wanita, yang hanya jadi mainan. Tentunya sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam, yang lebih mementingkan hubungan halal dan sehat.
Film ini khusus dewasa, walau dibuat lucu oleh Andrew. Oleh karena itu, jangan coba-coba sampai ke tangan anak-anak. Walau tidak terlalu vulgar, film ini masuk kategori film biru, yang hanya boleh ditonton kalangan tertentu. ( sumber : Hendri Nova )
Ayahnya yang juga pemain wanita, terus menyemangatinya untuk mengencani wanita. Ia bahkan nekad merayu dua orang gadis, agar nantinya mau berkencan dengan Erick. Namun sayangnya, yang didapat hanya sebuah kata sorry, dan dua gadis meninggalkan rombongan Erick dalam malu.
Sesampai di kamar kos, Erick langsung disuguhkan pemandangan yang tidak senonoh. Teman kamarnya tampak sedang bercinta, tanpa merasa malu dengan kehadirannya. Mereka cuek, seolah Erick bukanlah seseorang yang pantas untuk dihormati.
Hari berikutnya, Erick langsung dikejutkan dengan rombongan cewek yang menyapa genit ke arahnya. Usut punya usut, ternyata saudaranya Dwight Stifler (Steve Talley), yang membawa rombongan cewek-cewek yang tampil manja dan menggoda.
Erick dan Cooze, kemudian harus belajar menyesuaikan diri dengan pondokan mahasiswa yang bernama Beta House. Di sini, Stiflerlah yang menjadi raja, dengan semua kelakuan gilanya.
Hingga pada suatu hari, mereka digoda oleh beberapa cewek, dan kemudian mereka tidak sadarkan diri oleh kejutan listrik di leher mereka. Setelah sadar, mereka merasa sedang mengalami ospek wajib penghuni pondokan baru.
Ada 40 peraturan, yang harus mereka kerjakan, agar diakui sebagai anggota Beta House. Peraturan itu dari mulai minta tangan di pantat oleh penari telanjang, sampai bercinta dengan ibu dosen.
Semua peraturan dijalankan Erick dan kawannya, hingga akhirnya mereka diakui sebagai bagian dari Beta House. Saat perayaan untuk Erick Cs itulah, seseorang dari wisma lain pimpinan Edgar Willis (Tyrone Savage), membuat malu Pondokan Beta House.
Permusuhan akhirnya terus meruncing, hingga akhirnya menjadi perang terbuka. Edgar menantang Stifler, pada sebuah kompetisi yang lumayan gila. Kompetisi itu seperti layaknya olimpiade, dengan pakaian wajib ala Yunani tempo dulu.
Sebenar Stifler merasa jerih juga, kalau berhadapan dengan kelompok Edgar. Namun ia tidak memperlihatkan perasaan itu, untuk sekedar menjaga gengsi.
Ia sempat curiga, saat musuh lamanya si cebol, memberikan sebuah masukan. Edgar menurutnya memiliki kelemahan, jika sedang berhadapan dengan binatang sejenis kambing.
Lomba pun dimulai, dengan rintangan yang dirancang oleh Mr. Levenstein (Eugene Levy). Saat pertandingan, Kedudukan pun sempat satu sama, hingga satu rintangan terakhir. Dua orang pemimpin Pondokan, Stifler dan Edgar, harus bisa menahan ejakulasinya, dengan rayuan beberapa wanita.
Film komedi besutan Sutradara Andrew Waller ini, penuh dengan adegan seronok dalam tiap bagian filmnya. Seting film yang mengambil tempat di sebuah pondokan campur baur antara lelaki dan perempuan, telah membuat derajat wanita menjadi terhina.
Para kaum Hawa menjadi semacam boneka penghibur, yang bisa diperlakukan menjadi apa saja. Mereka menjadi barang taruhan, dan pelampiasan nafsu para mahasiswa.
Tak ada yang merasa dilecehkan, karena semua berdasarkan suka sama suka. Satu perilaku yang tentunya bertolak belakang dengan budaya Timur, yang masih kentara penghormatannya pada wanita.
Begi wanita yang mengaku pembela emansipasi, tindakan inilah yang harus mereka perjuangkan untuk dihapuskan. Betapa rendahnya derajat wanita, yang hanya jadi mainan. Tentunya sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam, yang lebih mementingkan hubungan halal dan sehat.
Film ini khusus dewasa, walau dibuat lucu oleh Andrew. Oleh karena itu, jangan coba-coba sampai ke tangan anak-anak. Walau tidak terlalu vulgar, film ini masuk kategori film biru, yang hanya boleh ditonton kalangan tertentu. ( sumber : Hendri Nova )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar